Tokoh dalam Babad Dermayu selain Wiralodra, penting juga untuk dilihat perannya dalam menjalankan pengembangan dan perluasan Darmayu hingga ke Haurgeulis. Masalah ini belum diketahui oleh banyak orang yang tidak bisa memahami alihaksara naskah Babad Dermayu. Jadi, alih bahasa juga dimaksudkan agar pemahaman masyarakat tentang tokoh-tokoh Indramayu lebih meluas lagi, misalnya tentang leluhur Raden Wiralodra, memahami perjuangan Raden Wiralodra dalam laku bertafakur memohon petunjuk, perjalanan Raden Wiralodra dan Ki Tinggil meninggalkan Bagelen dengan penuh rintangan dan cobaan, Raden Wiralodra menemukan Kali Citarum yang disangkanya sebagai Sungai Cimanuk, hikmah pertemuan Raden Wiralodra dengan Raden Wirosetro di Pegaden yang merupakan saudara misan yang sebelumnya tidak pernah bertemu, Raden Wiralodra bertemu kakek Tani Malihwarni yang merasa kasihan terhadapnya, sebuah perlakuan yang sebenarnya petunjuk untuk Raden Wiralodra dalam pertemuannya dengan Ki Sidum, Raden Wiralodra bertemu dengan Nyai Rarawana yang merupakan jelmaan Kijang Kencana yang menuntunya mendekati tujuan, perasaan bahagia Raden Wiralodra dalam menemukan Kali Cimanuk, di hutan sebelah barat Kali Cimanuk kemudian Raden Wiralodra membuka pedukuhan yang kemudian disebut Pedukuhan Cimanuk, Raden Wiralodra pergi ke Bagelen untuk melaporkan kepada kedua orang tuanya tentang pencapaian yang sudah diraihnya, melihat suasana awal denyut kehidupan Pedukuhan Cimanuk dalam pengelolaan Ki Tinggil yang terus membangun Pedukuhan Cimanuk, saat-saat kedatangan Nyi Endang Darma yang kelak namanya menjadi abadi sebagai nama negara Darmayu, pertarungan Nyi Endang Darma dengan Pangeran Palembang atau Pangeran Guru keturunan Aria Dilah, Ki Tinggil melapor kepada Raden Wiralodra di Bagelen, Nyi Endang Darma disidang oleh Raden Aria Wiralodra, pertarungan Nyi Endang Darma dengan Raden Wiralodra, wasiat Nyi Endang Darma kepada Raden Aria Wiralodra, Raden Aria Wiralodra berkunjung ke Wirosetro di Pegaden, perselisihan antara Aria Wiralodra dengan Aria Kuningan, Aria Wiralodra melapor kepada Kanjeng Gusti Sultan Carbon, wasiat dan ramalan Aria Wiralodra, peresmian pedukuhan Nagari Dermayu, Batuaji dan Nitinegera menyerang Dermayu, pengukuhan Aria Wiralodra sebagai penguasa Dermayu dengan gelar Kiyahi Dalem Dermayu, masa akhir pemerintahan Aria Wiralodra, Raden Wirapati menjadi Dalem Dermayu menggantikan ayahnya bergelar Wiralodra II, bantuan perang Raden Wirapati kepada Dalem Sumedang, keturunan Raden Wirapati Wiralodra II, keturunan Raden Suwerdi Wiralodra III, Raden Benggala menjadi Dalem Dermayu bergelar Wiralodra IV, keturunan Raden Benggala Wiralodra IV, Raden Wiralodra atau Raden Benggala menjadi guru Alquran di Kasultanan Cirebon, Raden Kartawijaya diambil menantu oleh Pangeran Panjunan, masa-masa kepemimpinan Raden Benggali Dalem Dermayu Wiralodra V yang penuh intrik, Raden Semangun menjadi Dalem Dermayu Wiralodra VI menggantikan Raden Benggali Dalem Singalodra, Bagus Kandar, Bagus Rangin, Bagus Surapersanda, Bagus Sena, Bagus Leja, Bagus Serit, Raden Nuralim, Ki Gana, Ki Wagana, dan Ki Bagus Jari membuat kerusuhan di seluruh wilayah Dermayu dan Cirebon, Raden Kartawijaya berkunjung ke Dermayu, Nyi Ciliwidara dari Banten mengacau Dermayu, persembunyian Bagus Rangin ditemukan, Bantarjati sebagai markas Bagus Rangin, pertempuran pertama anatara pasukan Bagus Rangin dan prajurit Dalem Dermayu di Bantarjati, pasukan Bagus Rangin menyerang Dalem Dermayu, pasukan Bagus Rangin bentrok dengan Cina Lohbener, Dalem Dermayu Raden Semangun Wiralodra VI meminta bantuan perang kepada Deandeles Gubernur Jenderal Batavia, Bagus Rangin diangkat menjadi Demang Pemayahan, Dalem Dermayu Raden Semangun Wiralodra VI meminta bantuan perang kepada Sultan Carbon, Perang Pamayahan, Perang Kedongdong 1818, Ki Bagus Rangin dan Kawan-kawan melarikan
diri ke Cigadung, pasukan Ki Bagus Rangin berperang melawan pasukan Ki Gedeng Picung Wangsakerti, Ki Wangsakerti mendapatkan bantuan perang dari Dalem Pegaden, Bagus Leja dan Bagus Kandar meloloskan diri saat akan diserahkan ke Batavia, Raden Kartawijaya dan Raden Welang bentrok dengan kompeni di Benteng Loji Palimanan, Raden Kartawijaya dan Raden Welang ditangkapa dan dibawa ke Batavia, Raden Kartawijaya dan Raden Welang dihukum mati, Gubernur Jenderal Batavia menyerang Kasultanan Cirebon hingga terjadilah perang Cirebon dan Batavia, Mataram mengancam Cirebon, Mataram menyerahkan Cirebon kepada Batavia, Gubernur Jendral Batavia meminta ganti rugi perang kepada Darmayau, Darmayu diserahkan kepada Batavia untuk membayar hutang perang, dan silsilah keturunan Wiralodra..
Daftar KTI di Repository yang mensitasi koleksi ini:
Upst... belum ada yang mensitasi koleksi ini.