Poltekkes Kemenkes Semarang mendapat anugrah Penghargaan Penerbitan dari Perpustakaan Nasiona
Semarang 13 September 2021, Poltekkes Kemenkes Semarang mendapatkan Piagam Penghargaan dari Perpustakaan Nasional dengan nomor : 1108/1/DBP.00/IX.2021 atas keaktifannya dalam melaksanakan UU No.13 Tahun 2018 tentang Serah Simpan Karya Cetak dan Karya Rekam.
Dalam penghargaan ini Poltekkes Kemenkes Semarang meraih penghargaan dalam jenis karya cetak literasi kelabu. Salah satu jenis bahan pustaka yang seharusnya diperhatikan dan diolah dengan baik adalah Grey Literature. Bahan pustaka ini memiliki isi dan manfaat yang penting dalam tahap-tahap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini karena bahan pustaka ini bersifat khusus dan merupakan kekayaan intelektual suatu organisasi, lembaga pemerintah dan badan pengkajian IPTEK lainnya.
Sebuah perpustakaan tentu saja memiliki banyak jenis koleksi. Salah satu jenis koleksi yang dimiliki perpustakaan adalah grey literature. Istilah grey literature dapat diterjemahkan dalam istilah literatur kelabu, namun dalam makalah ini penulis akan menggunakan istilah grey literature. Hal ini karena istilah “grey” dalam grey literature memiliki banyak hubungan dengan sel abu-abu dalam otak manusia yang berarti memiliki kekayaan intelektual yang tinggi dan siginifikan untuk penelitian dan pengembangan dalam berbagai subyek penelitian (Mason,2010).
Menurut Hitler, grey literature is the quasi-printed reports, unpublished but circulated papers, unpublished proceedings of conferences, printed programs from conferences, and the other non- unique material which seems to constitute the bulk of our modern manuscript collections (Hirtle 1991). Pada Konferensi Internasional “Grey literature” ketiga di Luxembourg tahun 1997 disepakati bahwa pengertian Grey Literature adalah : “Grey Literature is that which is produced at all levels by government, academia, business, and industries, both of in print and electronic formats but which is not controlled by commercial publishing interest and where is the publishing, is not the primary activity of the organization (Farace, 1997)”. Hal ini berarti bahwa grey literature merupakan seluruh terbitan yang dihasilkan oleh lembaga pemerintah, lembaga pendidikan, kalangan bisnis dan industri, baik dalam format tercetak maupun format elektronik, tetapi tidak dikendalikan oleh kepentingan komersial dan kegiatan publikasinya bukan merupakan kegiatan utama organisasinya. Contohnya adalah kebijakan pemerintah, laporan suatu perusahaan, skripsi, tesis, disertasi, hasil suatu kajian, studi kelayakan, laporan penelitian dan sebagainya.
Foto Penerimaan Penghargaan melalui media daring
Foto Bersama Pustakawan Poltekkes Kemenkes Semarang atas penerimaan Piala dan Piagam penghargaan.
Foto Piagam Penghargaan
Melalui penghargaan ini Poltekkes Kemenkes Semarang berharap layanan pengajuan ISBN dapat dimanfaatkan lebih maksimal untuk penerbitan larya mahasiswa dan dosen.